26.9 C
Indonesia

Indonesia Akan Negosiasikan Penurunan Tarif Perdagangan dengan AS Lewat Kerja Sama Bilateral

Published:

Jakarta, 14 Januari 2025 – Pemerintah Indonesia berencana melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) untuk menurunkan tarif perdagangan yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa salah satu upaya untuk menurunkan tarif ini adalah melalui kerja sama ekonomi bilateral, yang dapat berbentuk perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA).

“Kami sedang meminta adanya kerja sama ekonomi secara bilateral agar tarifnya bisa diturunkan,” ujar Airlangga Hartarto saat ditemui di Hotel Raffles Jakarta pada Senin (13/1/2025).

Negosiasi Tarif untuk Mitigasi Dampak Proteksionisme AS

Airlangga menjelaskan bahwa negosiasi penurunan tarif ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk mengurangi dampak kebijakan proteksionisme yang mungkin diterapkan oleh Presiden Trump. Meski demikian, ia menekankan bahwa Indonesia sudah terbiasa dengan kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh AS.

“Tarif dari AS sudah menjadi hal biasa bagi kita. AS mengenakan tarif untuk produk seperti sepatu, baju, dan komoditas lainnya dari Indonesia. Sementara itu, negara seperti Vietnam tidak dikenakan tarif tersebut. Kami sudah cukup imun terhadap kebijakan tarif yang diberlakukan oleh AS,” tambah Airlangga.

APINDO Dukung Upaya Pemerintah untuk Menurunkan Tarif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Shinta W. Kamdani, menyambut positif langkah pemerintah untuk mengatasi potensi dampak kebijakan proteksionisme yang diambil oleh AS. Ia berharap agar upaya negosiasi tarif ini bisa membantu meringankan beban ekonomi Indonesia.

“Pastinya, pemerintah akan terus berupaya agar tarif perdagangan ini bisa diturunkan. Kita berharap Indonesia tidak terlalu terimbas oleh kebijakan proteksionisme yang akan diterapkan oleh Trump,” ujar Shinta.

Menurut Shinta, langkah Indonesia untuk melakukan pendekatan melalui kerja sama bilateral dengan AS adalah langkah yang tepat. Ia menyebutkan bahwa dalam kebijakan proteksionisme Trump, Amerika cenderung mendahulukan kepentingan domestik, sehingga Indonesia harus bisa menawarkan insentif yang menarik agar AS bersedia menurunkan tarif perdagangan.

“Trump lebih transaksional dalam pendekatannya. Indonesia sudah memahami hal ini, dan kini tinggal bagaimana kita mengajukan usulan-usulan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak dalam negosiasi perdagangan,” ungkap Shinta.

Menunggu Kebijakan Tarif AS Terhadap Negara Lain

Sebelum melanjutkan negosiasi, Shinta mengingatkan agar pemerintah terlebih dahulu memantau kebijakan tarif yang akan diberlakukan oleh AS, terutama terhadap negara-negara besar seperti China yang mungkin juga akan dikenakan tarif tinggi.

“Kita perlu melihat lebih lanjut bagaimana kebijakan Trump, khususnya terkait dengan China. Jika AS mengenakan tarif tinggi pada China, apakah Indonesia juga akan terimbas? Ini yang perlu kita perhatikan dengan hati-hati,” tutup Shinta.

Dengan pendekatan yang hati-hati dan strategi negosiasi yang matang, Indonesia berharap dapat mengurangi dampak kebijakan tarif AS dan menjaga stabilitas perdagangan internasional yang menguntungkan bagi ekonomi domestik.

Related articles

Recent articles

spot_img